Kamis, 06 Oktober 2011

Pegunungan Muller - Schwaner

Gambar disamping merupakan salah satu pemandangan di Kawasan Hutan Konservasi yang ada di Murung Raya tepatnya di areal pegunungan Muller oleh seorang Pemanen Sarang Walet dari Puruk Cahu. 




Sejarah nama Muller - Schwaner

Lebih dari satu setengah abad yang lalu, seorang ahli geologi, biologi dan petualang bernama gustaaf Adolf Frederik Molengraaff (1860-1942) menamakan wilayah ini dengan sebutan Pegunungan Muller dan Pegunungan Schwaner, yang ditujukan sebagai penghargaan bagi dua orang penjelajah Borneo yang berhasil melakukan ekspedisi yang luar biasa melintasi rimba Borneo yang nyaris tak pernah dimasuki oleh penjelajah sebelumnya (pristine forest).
Mayor Georg. Muller, pimpinan misi pemerintahan Kerajaan Belanda, pada tahun 1825 melakukan ekspedisi melintasi Hutan Borneo dari ujung timur hingga ujung barat. Tujuh belas tahun kemudian, seorang petualang berkebangsaan Jerman, C.A.L.M. Schwaner, melakukan dua rangkaian ekspedisi (1843 dan 1848) melintasi Borneo dari bagian selatan hingga barat Borneo.


Cakupan Kawasan dan Fungsi Muller - Schwaner


Luas keseluruhan kawasan pegunungan ini adalah sekitar 2.252.000 hektar, yang tersusun dari tipe hutan primer dan sekunder. Secara administrative, kawasan Muller - Schwaner berada di tiga Provinsi, yaitu : Kalimantan Barat (Kab. Sintang, Melawi dan Kapuas Hulu), Kalimanan Tengah (Kab. Murung Raya, Gunung Mas, dan Katingan), dan kalimantan Timur (Kab. Kutai Barat). Status fungsi kawasan hutan Muller - Schwaner meliputi Hutan Lindung, yaitu Bukit Batikap (Kalteng) dan Pangihan Lambuanak (Kalbar) yang pengelolaannya berada dalam kewenangan pemerintah daerah (dinas Kehutanan); serta sebagian Hutan Produksi (HP) dan HP Terbatas.
Kawasan Muller - Schwaner, dengan beragam sumber daya alam yang dikandungnya, tidak dapat dipungkiri lagi fungsi dan peranannya dalam mendukung keberlangsungan hidup masyarakat adat lokal. Beratus-ratus tahun lamanya masyarakat adat (suku dayak) memenuhi kebutuhan hidup, agama, dan tradisibudayanya dari pemanfaatan kawasan ini. Suku dayak terbagi dalam 11 dialek merupakan masyarakat yang dikenal arif dalam pemanfaatan sumber daya alam (hutan). Pegunungan Muller yang bersambungan dengan Pegunungan Schwaner merupakan kawasan tangkapan air bagi sungai-sungai besar di Kalimantan dan berperan sebagai "menara air" di jantung Pulau Borneo. Singai-sungai besar itu antara lain Sungai Kapuas, Katingan, Kahayan, Barito, dan Mahakam.
Selain sebagai kawasan tangkapan air yang penting di pulau kalimantan, kawasan ini menyimpan beragam jenis sumber daya hutan yang diperlukan untuk menunjang kehidupan masyarakat disekitarnya. Sebuah kajian etnobotani di Desa Tumbang Naan menunjukkan intensitas ketergantungan masyarakat terhadap sumber daya hutan. Dari sekitar 400 jenis tumbuhan yang biasa dimanfaatkan untuk menunjang kehidupan masyarakat setempat, hanya baru 50 jenis yang telah dibudidayakan, sedang selebihnya masih diambil langsung dari alam.


Pesona Hayati Muller - Schwaner

Tingginya keanekaragaman hayati yang dikandung oleh kawasan ini menjadi salah satu dasar dari upaya kita bersama untuk melindunginya. Sekita 65% dari seluruh jenis burung yang ada di Kalimantan, dapat kita temukan di kawasan ini. selain itu, dari hasil penelitian yang hanya dilakukan kurang dari tiga tahun, telah tercatat terdapat 2 jenis primata dan 1 satwa pemakan dagisng atau karnivola (Neofelis nebulosa) yang terdaftar sebagai Appendix I CITES, 2 primata dan 1 jenis binatang pengerat yang terdaftar sebagai Appendix II, dan 5 jenis ikan yang baru tercatat (new record). Hal ini menggambarkan sebegitu tingginya kekayaan hayati kawasan pegunungan Muller - Schwaner.




Rabu, 28 September 2011

Jepretan Asal..~

           Bekas Areal Tambang PT. Indo Muro Kencana di desa Juking Sopan  Kecamatan Permata Intan                             Kabupaten  Murung Raya, Kalimantan Tengah - Indonesia





                Pemandangan di ambil di DAS Barito Hulu Desa Tumbang Tuan/ Batu Ampar                  
Kecamatan Sumber Barito Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah - Indonesia


Selasa, 27 September 2011

POSTER REFLEKSI BERGAMBAR VERSI CHINA ( Gambar 1 dan 2)

Gambar 1. Poster Refleksi Bergambar Versi China



















Gambar 2 . Poster Refleksi Bergambar Versi China


Posted by Picasa

Jumat, 23 September 2011

Lemparan Batu Dan Pilihan




Setelah sekian lama dilanda gempa  yang cukup dasyat, kota Pensylvenia (bukan di Juking Sopan atau di Pantai laga. hehehehe...*Hureh or Kidding Only*) tapi  di Amerika Serikat Sonoo., mengalami Porak  poranda yang cukup hebat. Oleh sebab itu, pemerintah setempat  merencanakan untuk segera memulihkan kota. Suatu saat, mandor bangunan  yang memimpin renovasi pemulihan kota berjalan-jalan sambil melakukan pengawasan  terhadap pekerjaan perbaikan kota tersebut. Saking asyiknya berjalan, sang mandor lupa bahwa beberapa langkah di depannya terbentang kabel  listrik beraliran tinggi yang siap merenggut nyawanya.


Pekerja yang ada beberapa meter di belakangnya melihat bahaya yang mengancam sang mandor, mereka pun kemudian mencoba untuk mengingatkannya dengan teriak. Namun teriakannya nyaris tak terdengar ditelan  suara deru masin dan traktor yang ada di sekitar tempat itu. Demi menyelamatkan mandornya, pekerja tersebut mengambil  batu kecil dan melemparkannya  ke arah sang mandor hingga berdarah. Mandor kaget dan marah sambil  melihat ke belakang, siapa yang melempar kepalanya.  

Begitu sang mandor menoleh kebelakang, pekerja yang melemparnya tadi langsung angkat tangan  dan menunjuk ke arah kaki sang mandor.  Apa yang dilihatnya  membuat sang mandor shock dan kaget luar biasa, karena dua langkah ke depan kakinya akan menyentuh kabel listrik yang bertegangan tinggi. Untung ada pekerja yang melemparkan batu  ke arah kepalanya  untuk mengingatkan bahwa ada bahaya besar yang siap mengancam. Kepala sang mandor memang berdarah, namun nyawanya tertolong.

                
                 

 Terkadang, dalam kehidupan ini telinga kita sudah terlalu kebal terhadap suara-suara peringatan yang bertujuan membawa kita ke arah kehidupan yang lebih baik. Popularitas, ambisi, kesombongan, kekayaan, dan segala kompetensi yang dimiliki sering membutakan nurani dan menumpulkan ketajaman pendengaran kita terhadap alunan musik introspeksi yang merdu.

Ada kalanya seseorang harus “dilempar batu” dulu untuk memposisikannya kembali agar tidak terjerumus  lebih  jauh. Seorang rekan terpaksa  harus berurusan dengan pengadilan agar cara memasukan barang yang dilakukannya  tidak procedural. Seorang saudara harus bolak balik check up akibat sistem metabolisme tubuhnya sudah tidak seimbang. Seorang kakak kelas harus di grounded dari penerbangannya akibat kelalaian melakoni SOP (Standar Operasional Procedure). Bahkan seorang kolega sempat kehilangan orang yang dikasihinya akibat stress yang dimunculkan dari kurangnya cinta yang diberikan.

Beberapa contoh “lemparan Batu” itu membuat introspeksi untuk memposisikan kembali apa arti hidup dan tujuan bekerja yang sebenarnya. Itulah sebabnya setiap  “lemparan Batu” seyogyanya dimaknai sebagai bagian dari pengembangan kualitas diri yang optimal, sekalipun lingkungan  mungkin memaknai sebagai suatu kegagalan, kejatuhan, maupun kehancuran. Kita jadi teringat apa yang dikatakan Confusius, bahwa kemenangan kita yang paling besar  bukanlah karena kita tidak pernah jatuh, melainkan  karena kita bangkit  setiap kali jatuh.

Apa yang terjadi di depan kita, maupun di belakang kita sesungguhnya merupakan persoalan kecil dibandingkan dengan apa yang ada yang ada di dalam diri kita,” demikian Oliver Holmes menambahkan dalam salah satu narasinya.

Jadi, bukan peristiwanya yang penting, namun respon terhadap peristiwa itulah yang dapat memunculkan intisari pemaknaan  hidup yang sesungguhnya. Tanpa “lemparan batu” , yakni laboratorium Thomas Alva Edison terbakar, mungkin saat ini kita masih hidup dalam kegelapan. Kolonel Sanders pun harus mengalami “lemparan batu” bertubi-tubi berupa penolakan, hingga sekarang kita bisa menikmati gurihnya  Kentucky Fried Chicken. Bahkan Galileo Galilei harus kena “lemparan batu” yang telak (dihukum mati) sekedar untuk membuktikan bahwa bumi itu bulat.

Bagi mereka sebagaimana yang dikutip oleh pakar manajemen Peter F. Drucker, lebih penting melakukan yang benar daripada melakukan dengan benar. Ada harga yang harus dibayar.  Namun, harga itu tidak mahal tetapi memiliki nilai yang tinggi sebagai sumbangsih yang berharga bagi pemikiran dan inovasi sejarah umat manusia.
Ketika hari ini kita mendengar suara yang mengalun introspeksi merdu maupun merasakan “lemparan batu” yang begitu terasa menyakitkan, akankan dimaknai sebagai bagian dari dinamika hidup atau sebagai kejadian  yang harus dihindari..?

“Life is Choise” (hidup adalah pilihan), demikan klaim seorang filsuf. Tidak mengherankan, karena kita dihadapkan  pada pilihan-pilihan yang harus diputuskan, cepat atau lambat. Memaknai setiap “lemparan batu” pun merupakan suatu pilihan.

Kita yang memilih menjadi pegawai yang produktif atau tidak..?

Kita pula  dihadapkan  pada pilihan hendak  menjadi pemimpin yang melayani atau dilayani..?

Pilihan untuk menjadi kepala keluarga atau “dikepalai” keluarga..?

Pilihan menjadi ibu rumah tangga atau ibu kerumahtanggaan..?

 Hingga pilihan yang tidak kalah pentingnya adalah mau menjadi manusia yang berguna atau tidak.?

Sebab salah satu anugerah besar yang diberikan Sang Pencipta pada manusia adalah The Power of Choise (Kekuatan Untuk Memilih).
Selamat memilih jalan menuju pemaknaan hidup yang optimal..! 

Selasa, 20 September 2011

Posting Pertama

Ini Merupakan Posting Pertama Saya  Cuuuuuyyyy....~
Kali ini saya ingin menulis tentang Kata-kata Bijak/Motivasi dari Para Tokoh Dunia.
Okay Cuuuyy....!!!

  • Dari waktu ke waktu, serta dari hari ke hari; dengan kata lain, kita adalah pahlawan dari cerita kita sendiri. ~ Mary McCarthy     
  • Apa yang nampak sebagai suatu kemurahan hati, sering sebenarnya tiada lain daripada ambisi yang terselubung, yang mengabaikan kepentingan-kepentingan kecil untuk mengejar kepentingan- kepentingan yang lebih besar. ~ La Roucefoucauld 
  • Semua yang dimulai dengan rasa marah, akan berakhir dengan rasa malu. ~ Benjamin Franklin 
  • Hati yang penuh syukur, bukan saja merupakan kebajikan yang terbesar, melainkan merupakan pula induk segala kebajikan yang lain. ~ Cicero
  • Orang yang berhasil akan mengambil manfaat dari kesalahan-kesalahan yang ia lakukan, dan akan mencoba kembali untuk melakukan dalam suatu cara yang berbeda. ~ Dale Carnegie 
  • Istilah tidak ada waktu, jarang sekali merupakan alasan yang jujur, karena pada dasarnya kita semuanya memiliki waktu 24 jam yang sama setiap harinya. Yang perlu ditingkatkan ialah membagi waktu dengan lebih cermat. ~ George Downing 
  • Ancaman nyata sebenarnya bukan pada saat komputer mulai bisa berpikir seperti manusia, tetapi ketika manusia mulai berpikir seperti komputer. ~ Sydney Harris 
  • Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai sekarang, tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak diketahui, dan Anda tak akan mengetahui masa depan jika Anda menunggu-nunggu. ~ William Feather 
  • Dalam masalah hati nurani, pikiran pertamalah yang terbaik. Dalam masalah kebijaksanaan, pemikiran terakhirlah yang paling baik. ~ Robert Hall
  • Belajarlah dari kesalahan orang lain. Anda tak dapat hidup cukup lama untuk melakukan semua kesalahan itu sendiri. ~ Martin Vanbee 
  • Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi. ~ Ernest Newman 
  • Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak. ~ Aldus Huxley
  • Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai. ~ Schopenhauer
  •  Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh. ~ Andrew Jackson 
  • Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik. ~ Evelyn Underhill
  • Perbuatan-perbuatan salah adalah biasa bagi manusia, tetapi perbuatan pura-pura itulah sebenarnya yang menimbulkan permusuhan dan pengkhianatan. ~ Johan Wolfgang Goethe
  • Jika orang berpegang pada keyakinan, maka hilanglah kesangsian. Tetapi, jika orang sudah mulai berpegang pada kesangsian, maka hilanglah keyakinan. ~ Sir Francis Bacon    

Hhmmmm...., Kerenzzz kan kata-katanya...~
Okay...?!
Tuk kali pertama, ini aja yang dapat aku sampaikan..~

SALAM TERAMAT MANIEEZZZ  dari Aq.